Tips dan Trik Untuk Pendaki Gunung Perdana

Mendaki gunung merupakan hobi yang asyik dan menyehatkan. Setidaknya itu yang saya dapat dari pengalaman sebagai pendaki gunung sejak 6 tahun terakhir ini.  Bagi orang-orang yang benar-benar hobi, mendaki gunung cenderung menjadi suatu kebutuhan, baik untuk menyegarkan pikiran dari kelelahan akibat kegiatan-kegiatan sehari-hari yang menjemukan ataupun hanya sekedar untuk mengikuti naluri seorang petualang yang selalu membutuhkan tantangan baru.Dan bagian sebagian orang, mendaki gunung hanya sekedar ke inginan untuk mencoba hal baru yang belum pernah dilakukan.

Tetapi, bagi sebagain orang mendaki gunung kadang menjadi suatu ketakutan atau jera karena kegagalan atau trauma akibat pendakian perdana. Hal ini biasanya terjadi karena pada saat pendakian perdana yang dalam benaknya akan mengasikkan, tapi ternyata menjadi begitu membosankan dan menyengsarakan. Apalagi jika pendakian perdana yang dilakukan oleh orang tersebut berbarengan dengan cuaca buruk dan kondisi fisik yang tidak siap untuk menghadapi medan menanjak.

Pada tulisan kali ini, saya akan berbagi pengalaman bagaimana caranya supaya pendakian (gunung) menjadi mengasikkan dan bisa dinikmati. Trik berdasarkan pengalaman saya setelah beberapa tahun menjadi pendaki gunung. Baiklah, langsung saja:

  1. Sebelum melakukan pendakian, siapkan perlengkapan selengkap-lengkapnya. Perlengakapan yang perlu disiapkan secara garis besarnya adalah: tenda, perlengkapan masak, perlengkapan tidur (sleeping bag, kaos kaki, sarung tangan, jaket, dll), perlengkapan dalam perjalanan (raincoat, sepatu tracking atau sendal gunung), daypack atau carrier, pakaian ganti.
  2. Siapkan kondisi fisik. Untuk persiapan kondisi fisik ini, biasanya cukup dengan jogging beberapa kali sebelum hari H pendakian. Tujuan dari persiapan fisik ini adalah supaya tubuh kita terbiasa dengan perjalanan panjang yang akan dilakukan pada saat pendakian.
  3. Siapkan logistik secukupnya. Logsitik adalah barang bawaan yang akan habis jika digunakan. Yang termasuk logistik adalah, minyak tanah, minyak goreng, bahan mankanan dan bahan minuman, spritus dll.
  4. Setting waktu perjalanan sesuai dengan yang diinginkan. Setingan waktu ini akan berbeda pada setiap pendakian, ini tergantung dari tujuan dari pendakian yang dilakukan. Setingan waktu untuk pendakian dengan tema “ekspedisi” akan berbeda dengan setingan waktu untuk pendakian dengan tema “Having Fun“.
  5. Pada saat perjalanan dalam pendakian, tidak perlu terlalu terburu-buru. Usahakan untuk menikmati perjalanan yang dilakukan, misalnya ketika terasa terlalu capek, istirahat sejenak sambil masak air untuk minum kopi sambil diringi candaan bersama rekan pendaki, atau berhenti sejenak sambil masak mie rebus untuk pengganjal perut yang kelaparan, dll.
  6. Pada saat pendakian mulai menanjak, lebih baik melangkah pendek-pendek tetapi sering dan berjalan zig-zag dari pada melangkah dengan langkah panjang lurus ke depan. Dengan melangkah pendek, oto paha dan betis tidak akan terlalu terforsir dan daya tahan kaki akan lebih lama. Berjalan zig-zag tujuan seperti pada prinsip bidang miring, tenaga yang dibutuhkan akan lebih sedikit jika dibandingkan menghadapi tanjakan secara vertikal.
  7. Jangan dibiasakan untuk berhenti ditengah rute pendakian yang sedang menanjak, karena akan sangat mengganggu bagi rekan se-tim yang berada dibelakang. Usahakan untuk istirahat sejenak setelah pendakian dengan rute menanjak, sehingga tenaga kita akan cukup untuk menghadapi tanjakan berikutnya.
  8. Jika melakukan istirahat ditengah perjalanan, jangan istirahat terlalu lama. Jika tubuh istirahat terlalu lama di tengah pendakian, tubuh butuh waktu lagi untuk penyesuaian dengan kondisi perjalanan, dan jika kita tidak memahami ini, dan perjalanan langsung dipaksakan akan rentan terkena kram otot.
  9. Jika pada saat perjalanan cuaca hujan dan dingin, lakukan pendakian dengan mengurangi istirahat. Karena kodisi cuaca yang dinigin dan di iringi hujan, otot akan lebih rentan terhadap kram jika istirahat terlalu sering.
  10. Ketika terasa sudah sangat lelah dan tidak memungkinkan untuk melanjutkan pendakian, cari tempat istirahat yang dekat dengan sumber air dan memiliki pemandangan yang lepas. Pemandangan yang lepas ini akan membantu kita untuk lebih menikamti saat pendakian.
  11. Manfaatkan waktu malam ditempat camp dengan saling senda gurau dan cerita yang menjalin keakraban.
  12. Istirahat (tidur) yang cukup ===> sesuai dengan porsi masing-masing, kalau saya biasanya 2-3 jam saja udah cukup.
  13. Pada saat mencapai top dan cuaca cerah, tidak perlu terlalu terburu-buru untuk turun. Nikmati dulu keberhasilan mencapai top dengan melihat-lihat pemandangan dari puncak gunung yang tidak bisa disaksikan setiap hari.

Pemandangan Danau Segara Anak Dari Salah Satu Sisi G. Rinjani

Mudahan-mudahan tips dan trik berdasarkan pengalaman pribadi di atas bermanfaat bagi pembaca 🙂
Terakhir, ada beberapa hal yang perlu kita pegang sebagai orang-orang yang biasa beraktifitas di alam bebas:

take nothing, but picture
leave nothing, but footprint
kill nothing, but time

Dari frasa di atas, sebagai seorang yang beraktifitas di alam bebas kita dituntut untuk selalu mejaga kondisi alam tempat kita berkegiatan sesuai dengan kondisi alaminya tanpa mengambil apapun dari alam, tanpa membunuh apapun yang ada di alam dan tanpa meninggalkan apapun yang kita bawa (seperti sampah).

Tulisan Terkait:
Gunung Merapi (2891,3 mdpl)

Gunung Talamau (2928 mdpl)

Leave a comment