Power Control Pada CDMA 2000 1X

Abstrak

Power control pada sistem CDMA adalah mekanisme yang dilakukan untuk mengatur daya pancar Mobile Station (MS) pada kanal uplink, maupun daya pancar Base Station (BS) pada kanal downlink untuk mencapai suatu target kinerja tertentu. Power control juga dimaksudkan untuk mengoptimalkan kapasitas layanan agar dapat melayani sebanyak mungkin pelanggan, dengan tetap memenuhi Quality of Service (QoS) yang dipersyaratkan untuk layanan tersebut. Hal ini tidak lain muncul karena terus bertambahnya tuntutan akan layanan telekomunikasi nirkabel yang makin handal dengan kapasitas yang makin besar, yang berbenturan dengan terbatasnya alokasi spektrum frekuensi.

Tidak seperti teknologi multiple access nirkabel lainnya seperti GSM dimana setiap user yang sedang aktif mendapatkan alokasi frekuensi dan time slot yang berbeda, pada CDMA tiap user menggunakan slot frekuensi yang sama. User yang satu dengan yang lainnya dibedakan dengan menggunakan kode tertentu yang unik. Karena penggunaan frekuensi yang sama ini, interferensi antar pengguna akhirnya menjadi faktor pembatas yang signifikan pada CDMA.

Pada komunikasi nirkabel seperti CDMA, terdapat rugi-rugi propagasi (propagation loss) sebagai fungsi jarak antara BS dengan mobile station MS. Karena adanya  propagation loss ini, pada BS sinyal dari MS yang jaraknya lebih dekat dengan BS akan lebih mendominasi daripada sinyal yang berasal dari MS yang berjarak lebih jauh, jika tidak ada pengendalian daya pancar. Oleh karena itu, manajemen daya pancar BS dan MS dengan power control yang efisien pun mutlak dibutuhkan, karena tanpa itu kapasitas sistem dapat menjadi sangat rendah. Pada kanal downlink power control didesain untuk mencegah terjadinya interferensi antar sel, sedangkan pada kanal uplink power control dimaksudkan untuk mengatasi interferensi antar user dalam satu sel.

Selain itu, tidak idealnya kanal komunikasi nirkabel dapat menimbulkan masalah. Sinyal dari pengirim yang melalui kanal komunikasi nirkabel dalam perambatannya akan mengalami beberapa proses, antara lain difraksi, refleksi dan hamburan (scattering). Akibat berbagai proses ini, hasil akhir yang tiba di sisi penerima adalah sinyal yang mengalami multipath fading. Sinyal fading ini ditandai dengan amplitudo dan waktu kedatangan dari masing-masing lintasan (path) yang berbeda-beda, sehingga saat bersuperposisi di penerima akan dihasilkan sinyal total yang berfluktuasi. Degradasi kualitas sinyal yang berakibat pada penurunan rasio sinyal terhadap interferensi akibat pengaruh multipath fading ini dapat diperbaiki dengan menggunakan power control.

Leave a comment