Setiap hari saya selalu berangkat dan pulang kerja dengan menumpangi angkot ini. Angkot ini adalah angkot jurusan Terminal Depok – Kp. Rambutan Jakarta Timur dan memang melewati jalan di depan kantor saya.
Dua tahun lebih saya menjadi penumpang setia angkot ini, banyak hal yang amati setiap kali menumpangi angkot ini. Mulai dari kebiasaan kondisi lalu lintas Depok, Univ. Pancasila, Lenteng Agung, Tanjung Barat dan Psr. Rebo sampai kebiasaan penumpang angkot itu sendiri yang cukup menarik untuk diceritakan disini.
Ada rumus baku untuk kondisi lalu lintas dari Depok ke kantor saya, secara garis besar dipengaruhi oleh dua parameter utama, yaitu hari dan jam perjalanan. Senin pagi adalah hari paling macet di jalanan ini jika dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Melihat kebiasaan orang-orang di Jakarta yang selalu pulang ke Bogor pada saat week end and kembali ke kosan dan kontrakan masing-masing pada saat berangkat kerja di pagi Senin. Jadi bisa dikatakan jumlah kendaraan di jalanan Depok – Tanjung Barat pada hari Senin pagi bisa mencapai beberapa kali lipat jika dibandingkan dengan hari kerja lainnya. Dengan ruas jalan yang sama dan beberapa titik memang terjadi pengecilan, sudah sangat bisa dipastikan akan menyebabkan kemacetan. Kondisi ini di perparah lagi oleh ulah sopir angkot yang suka “nongkrongin” angkotnya sembarangan. Kondisi lalu lintas paling macet untuk waktu pulang kerja adalah pada hari Jumat. Seperti yang saya uraikan di atas, hari Jumat sebagian warga Jakarta akan pulang ke daerah pinggiran Bogor untuk menghabiskan week end nya. Otomatis kendaraan yang lalu lalang di jalanan Jakarta – Depok yang menjadi salah satu Jalan penghubung Jakarta – Bogor menjadi sangat ramai. Continue reading